- Tidak berfungsinya lagi sekresi hormon insulin dan aktivitas insulin atau keduanya sekaligus.
- Tidak berfungsinya lagi transporter glukosa.
- Bisa juga terjadi keduanya.
World Health Organization (WHO)
mengklasifikasikan penyakit diabetes melitus sebagai berikut :
1. Diabetes
tipe 1 yakni mencakup simtoma ketoasidosis sampai sel beta menjadi rusak berada
di dalam pankreas karena atau mengakibatkan autoimunitas dan memiliki sifat
idiopatik. Diabetes mellitus yang memiliki patogenesis yang jelas, contohnya fibrosis
sistik atau ketidakmampuan mitokondria tidak termasuk golongan diabetes tipe 1
2. Diabetes
tipe 2, yang disebabkan oleh ketidakmampuan sekresi insulin dan sering diikuti
oleh sindrom resistan insulin.
3. Diabetes
gestasional yaitu mencakup GIGT – gestational impaired glucose tolerance dan
GDM – gestational diabetes mellitus yang berdasarkan tahap klinik tanpa
pertimbangan patogenesis akan menjadi :
- Diabetes Insulin requiring for survival, yakni seperti pada kasus peptida-C.
- Diabetes yang Insulin requiring for control, yakni tidak cukupnya sekresi insulin endogenus untuk mencapai gejala normoglicemia apabila tambahan hormon dari luar tubuh tidak menyertai.
- Diabetes yang Not insulin requiring.
Tanda-tanda & Gejala Penyakit
Diabetes
Berikut
tanda-tanda penyakit diabetes yang mesti diwaspadai, berikut ini adalah masih
tanda-tanda awal yang masih bisa harus langsung ditanganin dengan perawatan
medis :
- Sering buang air kecil atau disebut poliuria
- Selalu merasa haus disebut sebagai polidipsia
- Selalu merasa lapar atau disebut sebagai polifagia
- Mengalami penurunan berat badan tetapi sering kali terjadi hanya pada diebetes mellitus tahap 1.
- Mata mengalami gangguan yang berpotensi pada kebutaan.
- Ginjal mengalami gangguan yang berpotensi untuk mengalami gagal ginjal juga.
- Gangguan kardiovaskular, dan diikuti dengan lesi membran basalis. Hal ini dapat diketahui dengan cara pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron.
- Sistem saraf memiliki gangguan sehingga mengalami disfungsi saraf autonom, amputasi, foot ulcer, charcot joint dan ketidakmampuan fungsi seksual. Kemudian ada gejala lainnya yakni dehidrasi, ketonuria, ketoasidosis dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat menyebabkan satu gejala lebih fatal pada stupor dan koma.
- Rentan untuk infeksi.
Jika
penderita tidak segera mendapatkan perawatan insentif maka diabetes mellitus
akan menjadi efek sampingnya yang mengacu pada kencing manis sesuai dengan
namanya.
Cara mengobati Diabetes Melitus
Penderita
bisa mendapatkan penanganan dengan cara pengaturan makan yang cukup terkendali
dan dia tidak akan mengalami kesulitan jika berpuasa. Penderita yang
mengonsumsi obat dosis tunggal yang cukup terkendali pun tidak akan mengalami
kesulitan untuk melakukan puasa. Pada saat akan berbuka puasa nah pada saat
itulah sebaiknya obat diberikan.
Bagi
mereka yang terkendali dengan obat hipoglikernik oral dengan dosis tinggi bisa
diberikan dengan dosis yang lebih besar pada saat berbuka daripada pada saat
sahur. Untuk yang menggunakan insulin jangka menengah bisa diberikan pada saat
berbuka. Tetapi kepada penderita diabetes yang menggunakan insulin dosis ganda,
sangat disarankan untuk tidak berpuasa.
Untuk
penanganan penyakit diabetes yang paling tepat adalah sebenarnya dengan cara
mencegah. Ketika sudah mengenai tanda-tanda awal segera ubah pola hidup dan
pola makan kita agar tidak sampai kepada diabetes tahap selanjutnya.
www.awanputih43.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar