Model Pembelajaran Kooperatif



Model Pembelajaran Kooperatif - Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan  oleh  siswa  dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai  tujuan pembelajaran  yang  telah  dirumuskan,  Ada  empat unsur penting dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta  dalam kelompok;  (2) adanya  aturan  kelompok;  (3) adanya upaya belajar; (4) adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat danbakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan,pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apapun yang digunakan,tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama. Aturan kelompok adalah segala  sesuatu yang  menjadi  kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.

a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model dari model pembelajaran kelompok adalah model pembelajaran  kooperatif (cooperative  learning). Model  pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini  menjadi  perhatian  dan  dianjurkan para  ahli  pendidikan  untuk digunakan.
Slavin (1995)  mengemukakan  dua  alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pemggunaan pembelajaran  kooperatif dapat  meningkatkan  prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan
sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatifdapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan  dengan  keterampilan.  Dari  dua  alasan  tersebut,  maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaranyang selama ini memiliki kelemahan. Pembelajaran  kooperatif merupakan  model  pembelajaran  dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai  enam orang  yang  mempunyai  latar  belakang  kemampuan akademik,  jenis kelamin,  ras atau  suku yang  berbeda  (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung  jawab individu terhadap  kelompok dan  keterampilan interpersonal dari  setiap anggota  kelompok. Setiap  individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan  kelompok,  sehingga  setiap individu akan  memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi
keberhasilan kelompok.

Model pembelajaran ini bisa digunakan manakala :
  • Guru menekankan  pentingnya  usaha  kolektif disamping usaha individual dalam belajar.
  • Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar
  • Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
  • Jika  guru menghendaki  untuk  mengembangkan  kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.
  • Jika  guru menghendaki  meningkatnya motivasi  siswa  dan menambah tingkat partisipasi mereka.
  • Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalahdan menemukan berbagai solusi pemecahan.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran  kooperatif berbeda  dengan  model  pembelajaran  yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk  penguasaan  materi tersebut.  Adanya  kerja  sama  inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Slavin,  Abrani,  dan Chambers (1996)  berpendapat bahwa  belajar melalui  kooperatif  dapat  dapat  dijelaskan dari beberapa  perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepadakelompok memungkinkan setiap angota kelompok akan saling membantu.
Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok.  Hal semacam ini  akan  mendorong  setiap anggota kelompok untuk
memperjuangkan keberhasilan kelompoknya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setap siswa akan salingmembantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompokmemperoleh keberhasilan. Bekerja secara kelompok dengan mengevaluasikeberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan
iklim  yang  bagus,  di  mana  setiapanggota kelompok menginginkan semuanya memperolah keberhasilan.Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa denganadanya interaksiantara anggota kelompokdapat mengembangkan  prestasi siswa  untuk  berpikirmengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswaakan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan  kognitifnya.  Dengan  demikian,  karakteristik  model pembelajaran kooperatif adalah :
1) Pembelajaran secara kelompok
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif
3) Kemauan untuk bekerja sama
4) Keterampilan bekerja sama

c. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat  empat prinsip  dasar pembelajaran  kooperatif,  seperti dijelaskan dibawah ini:
1) Prinsip Ketergantungan Positif
Untuk terciptanya  kelompok kerja  yang efektif,  setiap  anggota kelompokmasing-masingperlumembagi tugassesuai dengan tujuan kelompoknya.  Tugas tersebut tentu saja  disesuaikan  dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif,  artinya  tugas kelompok tidak  mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan Kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan  lebih,  diharapkan mau dan  mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik  untuk keberhasilan kelompoknya.  Untuk mencapai  hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga  kelompok.  Penilaian individu bisa berbeda,  akan  tetapi penilaian kelompok harus sama.
3) Interaksi Tatap Muka
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada  setiap  anggota  kelompok untuk bertatap  muka  sating memberikan  informasi  dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompokuntukbekerjasama, menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan  kelebihan masing-masing  anggota,  dan  mengisi kekurangan masing-masing.
4) Partisipasi dan Komunikasi
Rembelajaran  kooperatif melatih  siswa  untuk dapat  mampu berpartisipasi  aktif dan  berkomunikasi.  Kemampuan  ini  sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakatkelak. Oleh  sebab itu,  sebelum  melakukan  kooperatif,  guru perlu membekali  siswa  dengan  kemampuan  berkomunikasi,  misalnya kemampuan  mendengarkan  dan  kemampuan  berbicara,  cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan; cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.

d. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu :
1) Penjelasan Materi
Tahap  penjelasan  diartikan  sebagai  proses  penyampaian pokok- pokok materi pelajaran  sebelum  siswa  belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum  tentang  materi  pelajaran  yang harus dikuasai  yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok. Pada  tahap  ini  guru dapat menggunakan  metode ceramah, curah pendapat, danTanya jawab,bahkan kalauperluguru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.
2) Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi  pelajaran,  selanjutnya  siswa  diminta  untuk  belajar  pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian
Penilaian dalam model  pembelajaran  kooperatif bisa  dilakukan dengan tes atau kuis. Tesatau kuisdilakukan baik secara individual maupun  kelompok.  Tes individual  nantinya  akan  memberikan informasi  kemampuan  setiap  siswa;  dan  tes  kelompok akan memberikan  informasi  kemampuan  setiap kelompok.  Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompokadalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4) Pengakuan Kelompok
Pengakuan  kelompok adalah penetapan  kelompok mana  yang dianggap paling menonjol atau kelompok paling berprestasi untuk kemudian diberikan  penghargaan  atau  hadiah.  Pengakuan  dan pemberian  penghargaan  tersebut diharapkan  dapat  memotivasi kelompok untuk terus berprestasi dan  juga  membangkitkan motivitasi kelompoklainuntuklebihmampumeningkatkan prestasi mereka.

www.awanputih43.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...