Pendekatan
scientific dalam pembelajaran Sejarah - Didalam
Kurikulum 2013 pendekatan pembelajaran yang sering dipakai adalah Pendekatan scientific
atau pendekatan ilmiah hal ini karena pola pikir yang berubah, menuntut
juga perubahan dalam pendekatan pembelajarannya. Pendekatan scientific atau
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran menuntut keterlibatan peserta didik secara
aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas ilmiah yaitu mengamati
(observing), menanya (questioning), menalar (associating),
mencoba (exsperimenting), dan membentuk jejaring (networking).
Mengenai pendekatan scientific dapat dilihat dalam PP No. 81A yang menjelaskan adanya
lima pengalaman belajar, sebagai berikut.
1. Mengamati
(Observing)
Dalam
pembelajaran sejarah, kegiatan mengamati atau mengobservasi dilakukan dengan
membaca dan menyimak bahan bacaan atau mendengar penjelasan guru atau mengamati
foto/gambar/diagram
yang ditunjukkan atau ditentukan guru. Agar lebih efektif kegiatan mengamati
ini, tentunya guru sudah menentukan obyek dan atau masalah dan aspek yang akan
dikaji
2. Menanya
(Questioning)
Setelah
proses observasi selesai, maka aktivitas berikutnya adalah peserta didik mengajukan
sejumlah pertanyaan berdasarkan hasil pengamatannya. Jadi, aktivitas menanya
bukan aktivitas yang dilakukan oleh guru, melainkan oleh peserta didik berdasarkan
hasil pengamatan yang telah mereka lakukan.
Dalam
pelaksanaanya:
- Guru memberikan motivasi atau dorongan agar peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari apa yang sudah mereka baca dan simpulkan dari kegiatan di atas.
- Peserta didik dapat dilatih bertanya dari pertanyaan yang faktual sampai pertanyaan-pertanyaan yang bersifat hipotetik (bersifat kausalitas).
3. Mengumpulkan
Informasi
Setelah
proses menanya, aktivitas berikut dalam kegiatannya adalah mengumpulkan data
dan informasi dari berbagai sumber seperti buku, dokumen, artefak, fosil,
termasuk melakukan wawancara kepada nara sumber. Data dan informasi dapat diperoleh
secara langsung dari lapangan (data primer) maupun dari berbagai bahan bacaan
(data sekunder). Hasil pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi
peserta didik untuk
melakukan
penalaran. Misalnya mengumpulkan informasi atau data tentang Perang Gerilya
yang dipimpin Jenderal Sudirman pada masa perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
4. Mengasosiasi/Mengolah
informasi
Mengolah
informasi atau data yang telah dikumpulkan, baik pengolahan dan analisis data
terkait dengan hasil pengamatan dan kegiatan pengumpulan informasi/.data,
maupun pengolahan dan analisis informasi/data untuk menambah keluasan dan
kedalaman
sampai pengolahan atau analisis informasi untuk mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat berbeda bahkan sampai pendapat yang bertentangan,
sehinga dapat ditarik kesimpulan. Misalnya mengolah informasi atau menganalisis
tentang Serangan Umum 1 Maret 1949.
5. Membangun
jejaring (Networking) atau mengkomunikasikan.
Membangun
jejaring dalam konteks pendekatan pembelajaran scientific dapat berupa
penyampaian hasil dan temuan atau kesimpulan berdasarkan hasil analisis, baik
secara lisan, tertulis atau media lainnya. Misalnya hasil diskusi kelompok dipresentasikan,
karya tulis dipajang di “Majalah Dinding” atau dimuat di surat kabar atau
majalah sekolah.
www.awanputih43.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar