PERANGKAT DEEP LEARNING 2025


PERANGKAT DEEP LEARNING


Kurikulum Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) bukan kurikulum formal baru, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan pemahaman yang mendalam, kritis, dan bermakna pada siswa. Pendekatan ini terinspirasi dari filosofi deep learning di kecerdasan buatan (AI), yaitu menganalisis data secara mendalam, menghubungkan konsep, dan membuat keputusan berdasarkan pemahaman, bukan hafalan. Fokusnya adalah pada proses pembelajaran, bukan hanya hasil akhir, yang meliputi prinsip Mindful Learning (berkesadaran), Meaningful Learning (bermakna), dan Joyful Learning (menyenangkan).

Prinsip Utama Kurikulum Deep Learning

Mindful Learning (Pembelajaran Berkesadaran): Siswa belajar secara mandiri, fokus, dan berintrospeksi terhadap emosi belajarnya, mengembangkan kesadaran diri. 

Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna): Siswa mengaitkan materi baru dengan pengetahuan sebelumnya, memahami “bagaimana” dan “mengapa” mereka belajar, serta menghubungkannya dengan kehidupan nyata. 

Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan): Menciptakan suasana belajar yang tidak hanya efektif tetapi juga menyenangkan dan menginspirasi. 

Berikut perangkatnya :

1. KELAS X 

https://drive.google.com/drive/folders/1cZ9XwTveFnRPdhGIh6sk1p1telRfwLlx

2. KELAS XI 

https://www.datadikdasmen.com/2025/07/rppm-sma-11.html

3. KELAS XII 

https://drive.google.com/drive/folders/1D4muxE3vIeeqyhctRhcGLR5ZDHPVuxtU


Nn.2025



JALUR REMPAH NUSANTARA

 

JALUR REMPAH NUSANTARA DAN PENJELAJAHAN SAMUDERA ABAD-15

Jalur Rempah Nusantara adalah jaringan perdagangan maritim kuno yang menghubungkan kepulauan di Nusantara dengan berbagai negara di Asia, Timur Tengah, dan Eropa. Jalur ini menjadi pusat pertukaran komoditas rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada, dan kayu cendana, yang sangat berharga di pasar global. Selain mendorong pertukaran ekonomi, jalur rempah juga memfasilitasi asimilasi budaya, penyebaran agama dan teknologi, serta memicu perkembangan kota-kota pelabuhan penting, dan pada akhirnya menjadi salah satu faktor kunci dalam sejarah kolonialisme di Indonesia.

Jalur Sutra

Pulau Penghasil Rempah di Nusantara

Pulau-pulau penghasil rempah di Nusantara itu ada banyak. Beberapa di antaranya adalah Kepulauan Maluku, Kepulauan Banda, dan Nusa Tenggara. Pulau-pulau ini saling terhubung satu sama lain dan membentuk sebuah jaringan perdangangan.

Kepulauan Maluku

Wilayah Kepulauan Maluku meliputi beberapa gugusan pulau. Dua pulau yang paling besar adalah Pulau Halmahera dan Pulau Seram. Tapi, kota pelabuhan sekaligus kerajaan terkuat di daerah ini tuh Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Dua kerajaan ini memiliki daerah pengaruh yang luas dan kedudukan yang sama kuat. Baik masyarakat maupun pemerintah kerajaan Ternate dan Tidore memanfaatkan potensi alam mereka dengan aktif dalam perdagangan dan ekonomi pelabuhan.

Sampai sekitar tahun 1700-an, pulau-pulau Maluku merupakan penghasil cengkeh utama di dunia. Cengkeh merupakan rempah-rempah yang memiliki aroma wangi dan dapat dijadikan sebagai bumbu masakan dan minuman. Cengkeh termasuk rempah-rempah yang dicari oleh pedangang di berbagai wilayah. Termasuk ketika para pelaut Eropa menjelajah dunia untuk mencari rempah-rempah, jadi titik terjauh perdagangan rempah di jalur rempah adalah Kepulauan Maluku.

Kepulauan Banda

Kepulauan Banda memiliki tiga pulau utama, yaitu pulau Banda, Neira, dan Run. Sampai dengan tahun 1600-an, buah pala yang beraroma harum merupakan tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di Kepulauan Banda. Buah pala ini menghasilkan dua jenis rempah-rempah, yaitu bunga pala dan biji pala. Keduanya biasanya dijadikan bumbu masakan dan pengharum ruangan.


Buah Pala

Mengapa pohon pala cuma tumbuh di Banda ?
Secara lingkungan, kepulauan Banda ini unik dan spesial. Tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur karena ada gunung apinya, serta suhu pulaunya teratur karena diapit oleh angin musim hujan dan panas dari laut terbuka tanpa penghalang. Pohon pala sangat cocok dengan lingkungan seperti itu.Masyarakat Banda paham akan potensi alamnya ini. Makanya mereka memanfaatkan kekayaan alam ini sebagai sumber ekonomi untuk mereka. 

Kepulauan Nusa Tenggara

Cendana merupakan rempah-rempah yang tumbuh di pulau-pulau di Kepulauan Nusa Tenggara, misalnya Pulau Timor dan Pulau Flores. Masyarakat Nusa Tenggara sudah terbiasa untuk melakukan perdanganan cendana dengan pedagang mancanegara karena cendana inilah yang menjadi komoditas utama dari masyarakat Timor dan Flores.

Berbeda sama jenis rempah yang lainnya seperti  cengkeh dan pala yang berupa buah, cendana ini merupakan kulit kayu yang dikeringkan. Makanya istilah yang umum dikenal sebagai jenis rempah adalah kayu cendana atau dalam bahasa Inggris disebut sandalwood. Kayu cendana ini sifatnya wangi, sehingga dapat dijadikan sebagai pengharum ruangan dan juga parfum pakaian.


NUSANTARA MERUPAKAN JALUR PERDAGANGAN DUNIA

Hal ini terjadi karena letaknya yang strategis yaitu berada diantara benua Asia dan Australia serta diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia menjadikan wilayah nusantara sejak berabad-abad tahun yang lalu selalu ramai menjadi jalur perdagangan dunia yang melibatkan para pedagang Cina, India dan Arab.

Letak Strategis

Sejak abad pertama masehi Nusantara mulai ramai menjadi jalur perdagangan dunia yang melibatkan para pedagang Cina, India dan Arab dengan komoditas utama rempah-rempah.

Rempah-rempah ini oleh para pedagang dibawa ke Eropa dengan pusatnya kota Konstantinopel yang waktu itu menjadi ibu kota Romawi Timur.


JATUHNYA KOTA KONSTANTINOPEL 1453

Jatuhnya Konstantinopel ibu kota Romawi Timur, ke tangan bangsa Turki Usmani, 1453 berdampak pada :

§  Terputusnya rantai perdagangan antara Eropa dengan Timur Tengah

§  Rempah-rempah di Eropa semakin langka kalaupun ada harganya sangat tinggi.

§  Pada hal rempah-rempah sangat dibutuhkan di Eropa.

§  Untuk mengatasi permasalahan ini timbul keinginan untuk mencari rempah-rempah langsung ke daerah sumber penghasil rempah-rempah  ke  dunia Timur (Asia).

§  dan sejak saat itu dimulailah penjelajahan dunia.

LATAR BELAKANG PENJELAJAHAN SAMUDERA

Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki Usmani menjadi latarbelakang utama Penjelajahan Samudera bangsa Eropa. Selain jatuhnya kota Konstantinopel, Penjelajahan Samudera  juga dilatarbelakangi oleh :

§  Semangat Re-Conqueta Dores, atau melanjutkan Perang Salib (1096 - 1291) di Timur.

§  Para penjajah pada masa awal, spt Portugis dan Spanyol mempunyai semangat 3G, yaitu : Gold, Glory, Gospel (ciri-ciri dari imperialisme kuno)

§  Pengaruh buku karya Marcopolo berjudul, Imago Mundi dan Il Milioner, yang mengisahkan kesuburan dan kekayaan bangsa-bangsa Asia, sehingga banyak yang berkeinginan untuk berburu kekayaan di Asia.

§  Ditemukan tehnologi pembuatan kapal-kapal besar, sehingga bisa mengarungi samudera yang luas

§  Penemuan baru dalam bidang tehnologi kemaritiman, seperti ilmu astronomi, Peta, kompas, teropong dan mesiu.


Peta Kuno

§  Adanya teori Copernicus, Heliosentris yang berbeda dengan teori sebelumnya Geosentris, teori Geosentris menyatakan bahwa bumi itu datar dan merupakan pusat dunia

§  Teori Heliosentris yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, matahari merupakan pusat tata surya, sehingga jika berlayar terus ke arah yang sama, akan kembali ke tempat semula

§  Munculnya faham Merkantilisme, setelah renaisance. Menurut faham ini, harga diri suatu bangsa ditentukan oleh kekayaannya, sehingga bangsa-bangsa  Eropa berlomba-lomba untuk mendapatkan kekayaan (emas) sebanyak-banyaknya, termasuk dengan cara mencari daerah koloni. Sehingga muncullah faham KOLONIALISME dan Penjelajahan Samudera (The Age of Exploration)

 

PENJELAJAHAN SAMUDERA BANGSA EROPA

Bangsa Eropa yang melopori penjelajahan samudra, yaitu Portugis dan Spanyol. Di antara bangsa-bangsa lain, kedua bangsa ini menghadapi kesulitan ekonomi paling parah sejak jatuhnya Konstatinopel. Akhirnya, Portugis dan Spanyol memutuskan untuk mencari jalan menuju daerah produsen barang-barang. Pada masa awal penjelajahan samudera, terjadi perselisishan antara Spanyol dan Portugis mengenai wilayah yang dijelajahi sehingga kemudian ditetapkanlah Garis Demarkasi oleh Paus Alexander VI pada 4 Mei 1493 yang menetapkan garis Demarkasi dari utara ke selatan mulai dari Azore sampai Cape Verde. Semua daerah baru yang terletak di sebelah timur garis demarkasi itu adalah milik Portugal sedangkan yang berada di sebelah baratnya adalah milik Spanyol. Perjanjian penetapan garis demarkasi ini kurang memuaskan Portugis sehingga kemudian diadakan perjanjian lain, yaitu perjanjian Tordesillas pada 1494 yang memungkinkan Portugis menguasai Brazil. Namun perjanjian ini nantinya juga mengalami perubahan lagi karena Portugis dan Spanyol bertemu di kepulauan Maluku dan diselesaikan dengan perjanjian Saragosa pada 1521.

Perjanjian Tordesillas (1494) merupakan kesepakatan di antara Spanyol dan Portugis mengenai pembagian dunia ke dalam dua wilayah kekuasaan menurut Garis Tordesillas yang disetujui oleh Paus Julius II. Garis Tordesillas membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan melalui Kepulauan Verde di sebelah barat Benua Afrika. Atas dasar Perjanjian Tordesillas, Spanyol diberi hak untuk melayari dan menguasai negeri-negeri di sebelah Barat, sedangkan Portugis dapat menguasai negeri-negeri di sebelah timur.

Kapal Layar

Saat Spanyol tiba di Maluku tengah terjadi perselisihan antara kerajaan Ternate dengan Tidore. Kerajaan Ternate dibantu oleh Portugis sementara itu kerajaan Tidore meminta bantuan Spanyol. Dengan demikian perang di Maluku bukan hanya antara dua kerajaan lokal, tapi juga menyangkut bangsa kulit putih yang ada di sana. Guna menyelesaikan masalah antara dua bangsa kulit putih itu Paus terpaksa turun tangan lagi dan diadakan perjanjian Saragosa pada 1521 yang isinya antara lain :

1)      Dunia diluar dunia Kristen di bagi ke dalam dua pengaruh, yaitu pengaruh Portugis dan Spanyol.

2)      Wilayah kekuasaan Spanyol terbentang mulai dari Mexico kearah Barat hingga ke kepulauan Filipina, sementara wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazillia ke timur sampai ke Maluku.


PARA PENJELAJAH SAMUDERA BANGSA EROPA

BANGSA SPANYOL

1. Christophorus Columbus (1451-1508)

Setelah perjanjian Tordesillas Columbus mengajukan permohonan bantuan kepada raja Spanyol untuk berlayar mencari sumber rempah-rempah di dunia Timur. Dengan tiga buah kapal yang bernama Santa Maria, Pinta, dan Nina yang diberikan Ratu Isabella, Columbus berhasil mencapai San Salvador di Kepulauan Bahama (Peraiaran Karibia) pada tahun 1492, yang dikiranya kepulauan Hindia sumber rempah-rempah, walaupun ternyata di Bahama tidak ditemukan rempah-rempah. Bangsa Eropa kemudian menyebut daerah ini sebagai Hindia Barat. Benua baru yang ditemukan Columbus diberi nama Amerika.

2. Ferdinand Magelhaens (1480-1521)

Pada tahun 1519 dimulailah ekspedisi Spanyol kedua di bawah pimpinanya Ferdinand Magelhaens dengan ditemani oleh Kapten Juan Sebastian del Cano. Magelhaens mempelajari perjalanan Columbus dan mengatakan bahwa kepulauan Hindia hanya bisa dicapai jika bisa melewati ujung selatan Amerika. Pada 1519 rombongan Magelhaens berangkat atas nama raja Spanyol mancari Hindia. Dalam perjalanan panjang itu, pada tahun 1520 ekspedisi Magelhaens mendarat di Kepulauan Massava, Filiphina. Akan tetapi, kedatangan rombongan ini tidak disukai oleh suku Mactan sehingga timbul peperangan di antara kedua belah pihak. Dalam pertikaian ini, Magelhaens terbunuh. Sisa anak buahnya yang masih hidup dipimpin oleh Sebastian d'Elcano meneruskan perjalanannya hingga sampai di kepulauan Maluku pada 1521 di mana ternyata telah ada kekuasaan Portugis.

3.Hernando Cortez (1529)

Berhasil menaklukan Mexico tahun 1529 Berhasil merampas negeri dan kerajaan suku bangsa Indian yaitu kerajaan Aztek di Mexico dan pusat kebudayaan Maya disemenanjung Yucatan. Sasaran utama perampasan negeri adalah pusat-pusat kerajaan bangsa Indian, karena negeri Mexico memiliki kandungan perak.

4.Fransisco Pizaro

Tahun 1532 berhasil merampas kerajaan bangsa Indian yaitu Inca di daerah pedalaman Peru, karena negeri Peru memiliki kandungan emas.

 

BANGSA PORTUGIS

1. Bartholomeus Diaz (1450-1500)

Setelah perjanjian Tordesillas pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Namun Diaz hanya sampai di ujung Afrika Selatan (1486) karena kuatnya arus Samudera Hindia sehingga kapalnya tak mampu melewatinya. Daerah itu di beri nama Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope atau Tanjung Harapan sekarang).

2. Vasco da Gama (1469-1524)

Kegagalan Diaz tidak menyurutkan tekad raja Portugis untuk mencari rempah-rempah, apalagi setelah mendengar keberhasilan Columbus dalam menemukan Amerika. Maka pada tahun 1497 raja Portugis mengirimkan ekspedisi lagi dibawah pimpinan Vasco da Gama. Ekspedisi Vasco da Gama dimulai tahun 1497. Ia bertolak dari Lissabon menempuh rute berputar kearah barat daya menuju Brasil. Dari sini, ia melanjutkan perjalanan kearah timur menuju Afrika Selatan. Dari tempat tersebut, penjelajahan dilanjutkan kearah timur laut hingga mencapai Calicut pada tahun 1948. Calicut merupakan kota dagang yang ramai di India. Calicut menjadi gudang barang-barang yang diperlukan bangsa-bangsa Eropa, seperti kayu manis, cengkih, pala, lada sutra. Kemenyan dan porselen. Dari India ini mereka bisa memperoleh rempah-rempah dari para pedagang India dan diwa kembali ke negerinya. Dengan kenyataan seperti ini, bangsa Portugis makin terdorong untuk menemukan sendiri pusat rempah-rempah itu.

Vasco da Gama

3. Alfonso d'Albuquerque (1453-1515)

Pada tahun 1511 dari India bangsa Portugis mengirimkan ekspedisinya ke Malaka di bawah pimpinan Alfonso d'Albuquerque dengan jalan mengikuti jalur perjalanan pedagang Islam. Alfonso d'Albuquerque merupakan tokoh yang sangat berperan dalam merebut Kota Malaka 1511. Penguasaan Malaka sangat penting artinya bagi Portugis. Karena Portugis memperoleh kemudahan untuk mengatur kegiatan perdagangan Malaka dengan Cina, India, Arab dan pedagang-pedagang Nusantara, karena Malaka merupakan pusat perdagangan kaum muslim di Asia Tenggara. Dari Malaka itu Portugis melakukan pelayaran ke arah timur untuk mencari daerah pusat penghasil rempah-rempah yang ada di kepulauan Maluku. Akhirnya pada 1512 Portugis berhasil mancapai Ternate.


BANGSA BELANDA

Bangsa Portugis menguasai jalur pelayaran perdagangan antara Hindia Timur (kepulauan di timur Indonesia) sampai Eropa selama hampir satu abad. Perdagangan rempah-rempah yang dilakukan oleh Portugis ini sangat besar pengaruhnya bagi Belanda, terlebih setelah pedagang Belanda tidak diperkenankan lagi melakukan kegiatannya di Bandar perdagangan Lisboa (Lisabon, Portugis). Hal ini mengakibatkan pedagang Belanda kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah sehingga mereka berusaha mencari dan menemukan sumber rempah-rempah yang ada di dunia Timur. Bangsa Belanda memulai pelayarannya pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan berhasil sampai di Banten. Dari Banten mereka melanjutkan perjalanannya ke timur dan kembali ke negerinya dengan membawa rempah-rempah dalam jumlah yang cukup banyak. Sejak keberhasilan itu para pedagang Belanda semakin ramai datang ke Indonesia. Kondisi ini menimbulkan persaingan di antara para pedagang Belanda sendiri. Untuk mengatasi hal ini pemerintah Belanda membentuk kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie(VOC) pada 1602. VOC ini merupakan sebuah kongsi dagang yang diberi berbagai hak istimewa oleh pemerintah Belanda. Hak istimewa ini mendorong makin pesatnya perdagangan yang dilakukan oleh VOC sehingga pedagang Portugis makin terdesak dan akhirnya lenyap dari aktivitas perdagangan rempah-rempah.

 

BANGSA INGGRIS

Sejak abad ke XVII bangsa Inggris sudah datang dan berdagang di wilayah India. Di India Timur, para pedagang Inggris mendirikan EIC (East India Company) pada tahun 1600. Pusat kegiatan EIC adalah Kalkuta dan dari sinilah Inggris meluaskan wilayahnya ke timur.

Pada abad XVIII bangsa Inggris melakukan perdagangan di Indonesia dan menjadi saingan VOC. Semenjak Belanda jatuh ke tangan Prancis, Inggris makin mengancam kedudukan Belanda di Indonesia hingga akhirnya wilayah kekuasaan Belanda berhasil dikuasai oleh Inggris.

Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah kekuasaan Belanda. Pada tahun 1811 Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda di Indonesia. Ia menjalankan perdagangan bebas disini. Namun pada 1815 diadakan perundingan antara Belanda dan Inggris yang menghasilkan traktat London yang salah satu isinya Inggris mengembalikan wilayah yang didudukinya pada Belanda dan menukar Sumatra yang dulunya dikuasai Inggris dengan semenanjung Melayu yang dikuasai oleh Belanda. Meskipun demikian Inggris baru menyerahkan Indonesia pada tahun 1816.

  

@Nn.2025



PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

 PERSEBARAN NENEK MOYANG INDONESIA

  

Sebagaimana yang sudah diuraiakan pada materi sebelumnya bahwa ada beragam teori yang mengemukakan asal usul bangsa Indonesia. Teori-teori yang muncul berhubungan dengan proses terbentuknya kepulauan Indonesia sehingga membuat pola persebaran manusia dan termasuk asal usul nenek moyang Indonesia.

Beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah teori Yunan, teori Nusantaa, teori Out of Africa dan teori Out of Taiwan. Penyebaran Nenek moyang bangsa Indonesia juga dapat dijelaskan dengan migrasi ras

Melanesia/ras Negroid dan Austronesia/ras Mongoloid. Bangsa-bangsa yang bermigrasi ke wilayah kepulauan Nusantara yaitu:

    Bangsa Proto Melayu

    Bangsa Deutro Melayu

    Bangsa Melanesia

  

1.    Proto Melayu (Melayu Tua)

 

Proto melayu termasuk pada ras Mongoloid yang memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut.

a.     Memiliki kulit berwarna sawo matang.

b.      Memiliki badan yang tinggi ramping.

c.      Memiliki rambut lurus.

d.     Memiliki bentuk hidung dan mulut yang sedang.

 

Gambar 7. Suku Nias termasuk Proto Melayu

     Sumber: koleksi Tropen Museum, id.wikipedia.org


   

Suku bangsa di Indonesia yang termasuk Proto Melayu adalah suku Dayak

(Kalimantan),Sasak(Lombok),Nias(Sumatra Barat), Kubu(Sumatra Selatan),Batak(Su


matra Utara), dan Toraja (Sulawesi Selatan). Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan bangsa Melanesia. Hal tersebut dapat dilihat dari manusianya yang sudah mengenal sistem bercocok tanam dan mengenal cara pembuatan gerabah dan perhiasan.

 

2.    Deutro Melayu (Melayu Muda)

 

Gambar 8. Suku Minangkabau termasuk dalam Deutro Melayu


Deutro Melayu termasuk pada ras Mongoloid yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan Proto Melayu. Bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar 500 SM. Suku bangsa di Indonesia yang termasuk Deutro Melayu adalah suku Aceh (Aceh), suku Minangkabau (Sumatera Barat), suku Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), suku Bali (Bali), suku Bugis dan suku Makassar (Sulawesi Selatan). Adapun hasil kebudayaan bangsa Deutro Melayu adalah benda-benda yang terbuat dari logam berupa perunggu dan besi seperti kapak corong dan nekara.

 

3.    Melanesia

 

Bangsa  Melanesia diperkirakan  sudah  mendiami  wilayah  Kepulauan  Nusantara sejak 1000 SM. Bangsa Melanesia disebut juga dengan nama Papua Melanosoid yang termasuk dalam rumpun  bangsa  Melanosoid atau ras Negroid. Bangsa ini merupakan manusia yang melakukan migrasi (perpindahan) ke Indonesia pada gelombang  pertama. Bangsa Melanesia memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut.

a.     Berkulit cenderung hitam.

b.      Memiliki rambut berwarna hitam dan keriting.

c.      Memiliki badan tegap.

d.     Memiliki bibir tebal.

 

e.     Memiliki hidung lebar.

 

Di Indonesia yang termasuk bangsa Melanesia tersebar di wilayah Riau, yaitu suku Siak dan suku bangsa Papua Melanosoid yang tersebar di wilayah Pulau Papua, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Melanesia. Bangsa Melanesia diperkirakan


merupakan kelanjutan dari manusia wajak atau manusia solo. Peninggalan manusia wajak dan manusia solo di Papua berupa abris sous roche.

Bangsa Melanesia mengembangkan budaya perahu yang digunakan untuk menangkap ikan di sepanjang rawa, sungai, dan muara sungai. Pengembangan budaya perahu inilah yang kemudian membawa penduduk Papua sebagian bermigrasi ke arah timur dan menjadi penduduk Kepulauan Melanesia. Adanya lukisan dinding dan alat-alat dari batu dapat menunjukkan penduduk Pulau Papua, Kepulauan Melanesia, dan Australia berasal dari arah barat yang menyebar ke wilayah timur.

 

 

Persebaran Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesia

 

Menurut para ahli geologi, Kepulauan Indonesia bersatu dengan daratan Asia akibat dari peristiwa glasial pada masa Pleistosen. Proses tersebut membentuk Paparan Sunda yang menyatukan bagian barat Indonesia dengan daratan Asia serta terbentuk Paparan Sahul yang menyatukanIndonesia bagiantimurdengan daratanAustralia. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Wallace tentang persebaran fauna di Kepulauan Indonesia. Fauna yang berada pada wilayah Jawa, Sumatra, dan Kalimantan termasuk ke dalam Paparan Sunda yang memiliki kesamaan dengan fauna yang ada di Asia. Sementara itu, sebelah barat garis Selat Lombok terdapat fauna Asia dan sebelah timur terdapat fauna Australia. Persebaran fauna ke wilayah Indonesia diikuti pula oleh manusia yang diperkirakan terjadi pada masa Pleistosen. Proses persebaran tersebut menyebabkan wilayah Indonesia dihuni oleh manusia. Berikut proses migrasi nenek moyang Indonesia.


1.     Proto Melayu



      Bangsa Proto Melayu melakukan persebaran hingga ke Indonesia melalui dua 
      jalur, yaitu:

Jalur barat Semenanjung melalui Semenanjung Melayu, Sumatra, hingga menyebar ke seluruh Indonesia (Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara)

Jalur timur melalui jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin), Pantai Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Maluku, Sulawesi, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia (jalur Filipina-Sulawesi).


        Gambar 9. Persebaran Proto Melayu


a.     Suku bangsa yang termasuk Proto Melayu adalah suku Dayak, Sasak, Nias, Kubu, Batak, dan Toraja.

2.     Deutro Melayu

Gambar 10. Persebaran Deutro Melayu

Bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia melalui jalur barat, yaitu Pulau Sumatra melalui Yunan, Vietnam, Semenanjung Melayu. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu adalah Suku Jawa, Melayu, Minang, dan Bugis.

3.     Melanesia

Daerah berwarna hijau adalah daerah bangsa Melanesia

Bangsa Melanesia berasal dariTelukTonkin (Bachson Hoabinh). Bangsa ini merupakan manusia gelombang pertama yang melakukan migrasi ke wilayah Indonesia. Setelah mengembangkan perahu, manusia Melanesia bermigrasi ke arah timur dan menjadi penduduk Kepulauan Melanesia. Tempat yang pernah

digunakan bangsa Melanesia dapat digunakan sebagai bukti dengan adanya

lukisan dinding  dan alat-alat dari batu. Hal tersebut menyimpulkan dugaan kuat penduduk Pulau Papua, Kepulauan Melanesia, dan Australia berasal dari arah barat menyebar ke timur.

 

KESIMPULAN :


Bangsa Melayu yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

 

1.  Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua


Orang Proto Melayu telah pandai membuat alat bercocok tanam, membuat barang

pecah belah, dan alat perhiasan. Kehidupan mereka berpindah-pindah. Bangsa ini memasuki Indonesia melalui dua jalur, yaitu :

a.   Jalan barat dari Semenanjung Malaka ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke beberapa daerah di Indonesia.

b.  Jalan timur dari Semenanjung Malaka ke Filiphina dan Minahasa, serta

selanjutnya menyebar ke beberapa daerah di Indonesia. Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi dari kebudayaan Homo Sapiens di Indonesia.

Kebudayaan mereka adalah kebudayaan batu muda (neolitikum). Hasil- hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik sekali (halus). Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia melalui jalan barat dan kapak lonjong melalui jalan timur. Keturunan bangsa Proto Melayu yang masih hidup hingga sekarang diantaranya adalah suku bangsa Dayak, Toraja, Batak, dan Papua.

  

2.  Bangsa Deutro Melayu atau Melayu Muda

 

Sejak tahun 500 SM, bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang melalui jalan barat. Deutro Melayu hidup secara berkelompok dan tinggal menetap di suatu tempat. Kebudayaan bangsa Deutro Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa Proto Melayu. Hasil kebudayaan mereka terbuat dari logam (perunggu dan besi). Kebudayaan mereka disebut dengan kebudayaan Dongsong, yaitu suatu nama kebudayaan dari daerah Tonkin yang memiliki kesamaan dengan kebudayaan bangsa Deutro Melayu.

Daerah Tonkin diperkiraan merupakan tempat asal bangsa Deutro Melayu,

sebelum menyebar ke wilayah Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang penting di Indonesia adalah kapak corong atau kapak sepatu, nekara, dan bejana perunggu. Keturunan bangsa Deutro Melayu yang masih hidup hingga sekarang diantaranya adalah suku bangsa Melayu, Batak, Minang, Jawa, dan Bugis.





Nn,S.Pd 2021